
TULANG BAWANG(MS) – Penambangan pasir di sepadan sungai Pidada wilayah Kampung Aji Permai Talang Buah, Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulangbawang bisa membawa dampak buruk terhadap kerusakan ekosistem lingkungan serta bisa menyebabkan jembatan ambrol atau longsor.
Berdasarkan dari pantauan dilokasi penambangan, terdapat aktifitas penambangan pasir yang dilakukan dengan menggunakan mesin sedot pasir Terlihat jelas, permukaan sepadan sungai berkubang kubang seperti danau tak beraturan. Aktifitas penambangan meninggalkan bekas rusaknya alam sepadan sungai.
Akibat penambangan pasir itu sangat berdampak pada dua jembatan yang terancam ambrol. Bahkan satu jembatan ukuran sedang penghubung antar kampung itu sudah terkena dampaknya, sedangkan satu jembatan besar sungai Pidada penghubung antar kecamatan itu juga mulai tersentuh dampak dari penambangan pasir tersebut.
Salah satu warga menerangkan, bahwa aktifitas penambangan pasir itu sudah berlangsung lama, sudah bertahun – tahun. Dahulunya ada dua lokasi tambang, pertama disekitar jembatan kecil, kemudian berpindah ke sungai sekitar jembatan besar sungai Pidada.
“Itu dulu disebelah sana, sekarang sudah pindah disebelah sini di dekat jembatan besar. Kami takut dan khawatir kalau jembatan nanti ambrol karena disedot terus. Pasti lama lama bisa ambrol itu jembatan,”kata salah satu warga yang enggan disiarkan namanya.
Sayangnya, tak seorangpun warga yang berani menyebutkan, siapa pemilik tambang pasir itu. Masyarakat hanya bisa pasrah dan berharap tidak terjadi apa apa akibat adanya aktifitas penambangan pasir tersebut. Warga tidak ingin jembatan ambrol atau roboh.
Sementara itu, salah satu pengendara yang melintas saat dikonfirmasi mengaku prihatin atas adanya penambangan pasir skala besar dengan mesin sedot pasir yang menyasak disekitar lokasi jembatan sungai Pidada. Para pengendara mencemaskan bila suatu saat jembatan ambrol atau roboh.
“Bila dibiarkan terus jembatan bisa ambrol itu pak. Pihak terkait harus melihat ini. Apakah penambangan seperti ini diperbolehkan atau tidak pak. Harus sama sama mengawasi pak,”terang salah satu pengendara.
Terpisah, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Tulangbawang, Abdul Rohman, mengaku prihatin dengan kondisi lokasi penambangan pasir dengan mesin sedot pasir yang dinilai telah merusak ekosistem alam dan berdampak merusak alam serta bisa berdampak jembatan ambrol.
“Ini harus kita VIRALKAN Pihak terkait harus tahu. Apakah ini sudah ada izin penambangan atau belum. Bila sudah ada izinnya, maka siapa yang memberikan izinnya. Dan kita belum tahu tambang pasir ini punya siapa dan siapa yang mengelolanya,”kata Ketua SMSI Tulangbawang, Abdul Rohman. (RED)